MOST RECENT

|

Analisa Seorang Guru dan Ibu


"Cara berpikir kritis,wawasan yang luas dan berkepribadian yang mulia".inilah harapan Para Guru dan Sang ibu kepada anak-anaknya saat ini.Namun keadaan berbalik menjadi kekhawatiran ketika melihat kenyataan di lapangan.Bukan kristis untuk mengkritsi hal yang kurang baik agar menjadi lebih baik,bukan berwawasan yang luas ( Wawasan yang bermanfaat dan membangun ) dan bukan Bukan kepribadian yang mulia karena hati tetapi materi.
Dulu...(Kata seorang guru sekaligus Ibu)Mengatakan "jika mengajar sepuluh siswa SMP,maka masih ada Sekitar Tujuh siswa yang memperhatikan dan 5 yang memahami,tapi sekarang diantara sepuluh yang diajar hanya dua yng memperhatikan dan satu yang faham" kenapa demikian? jika dilihat dari kenyataan yang seperti ini mungkin semuanya dipengaruhi oleh orang-orang di sekitarnya dan hal apa yang membuat dia memikirkanya.Kebanyakan para pelajar seumuran SMP mungkin mempunyai sifat yang mengidolakan dan akan mengikuti gaya yang ia idolakan. Dengan adanya pengaruh tayangan Televisi yang banyak konyolnya dibanding manfaatnya ini juga salah satu pengaruh mengapa disebut remaja yang banyak wawasanya (wawasan yang tidak bermanfaa)t dan ini justru menjadi hal yang di tiru.Contoh : gaya bahasa lo lo gue gue,gaya motor ala pretelan dan ceperan,baju ceking dan keluar,hobi pacaran,gonta-ganti HP lo gak ganti'in ma Orangtua nangis dan ngancam ga sekolah,ga mau ngaji dan mengkaji dianggap dan ga perlu ngaji lo udah khatanm 30juz,gaya berpakaian ala....(alahalah..),gemar konfoi nunjukin kebolehanya antar gank,kesukaanya ngeband biar dianggep keren dibanding azan di musolla,dan banyak lagi yang sudah terlihat di Rimbo Bujang.
Pertanyaanya adalah..siapa yang paling bertanggung jawab akan hal itu?apakah setiap anak yang sudah sekolah akan terjamin kepribadian dan wawasanya?pemikiranya,bolehkah jika dituliskan bahwa yang paling bertanggungjawab adalah Orangtua?.Ada yang hafal al'quran 30 juz ketika umur tujuh tahun ( karena orangtua selalu mendengarkan dan mengajarkan itu tiap saat bukan Sekolahan ),ada yang bertutur kata santun dan Sopan ketika berbicara (bukan dari solo/jogja tetapi semua keluarganya memberikan contoh),bukan pintar dari sekolahan ketika seorang pelajar pandai menarik kesimpulan dan menganalisa ( itu semua karena pengalaman dan dia memikirkan hal disekitarnya).
Lantas bolehkan anak-anak kita tidak sekolah????Tindakan bodoh jika kita memikirkan hal itu.Sekolah adalah sarana yang hanya berpengaruh terhadap kepuasan intelektual,sedangakan pengaruh lingkungan berpengaruh terhadap manfaat dan tidaknya Ilmu dan wawasan yang didapat.Banyak tugas yang kita punya agar para intelektual muda bisa lebih mempengaruhi remaja masakini terutama Rimbo Bujang agar generasi tercipta lebih baik.amin...

Ghe_os

Posted by Agus Nuryanto on 11/27/2008. Filed under . You can follow any responses to this entry through the RSS 2.0. Feel free to leave a response

0 Komentar for "Analisa Seorang Guru dan Ibu"

Leave a reply

Blog Archive

Recently Commented

Recently Added