MOST RECENT

Meriam Raksasa Kekhilafahan Utsmani

Tentara Kaum Muslimin adalah salah satu pasukan yang paling disegani sepanjang sejarah peperangan dunia. Bukan hanya dikenal dengan keberaniannya, tetapi juga dikenal dengan strategi perangnya, dan inovasi persenjataan. Misalnya penemuan Bubuk Mesiu (Gun Powder) pada abad ke-12 oleh para ilmuwan Islam. Dan tentu saja yang membuat bangsa Eropa terpukau adalah, kewajiban sholat yang masih dijalankan oleh pasukan kaum muslimin disaat jeda antara peperangan.
Selain penemuan teknologi-teknologi militer lainnya, salah satunya yang termasyur adalah Meriam Raksasa dari zaman Turki Ustmani, atau lebih dikenal dengan sebutan The Great Bombard. Ini adalah teknologi artileri paling maju dan paling kuat saat itu.
Bagi para penggemar game RTS (Real Time Strategy) seperti Age of Empire, Rise of Nations, dsb. tentunya sudah tidak asing lagi mendengar salah satu senjata artileri paling ampuh di abad ke 15 hingga abad 18 ini. Meriam Raksasa Legendaris ini digunakan oleh Kerajaan Turki Ustmani untuk merebut kembali Kota Konstantinopel pada tahun 1453 dari tangan Pasukan Salib (Crussaders).

Mari kita lihat video illustrasi The Great Bombard :

Artileri super berat ini sebenarnya bernama “The Great Turkish Bombard” atau juga dikenal dengan nama “Dardanella Gun”, karena dipakai dalam perang melawan Kerajaan Britania Raya di selat Dardanella pada tahun 1807. Bangsa-bangsa di Eropa juga mengenalnya dengan sebutan “Muhammad Gun”. Hanya mendengar namanya saja nyali para jenderal dan pasukan-pasukan Eropa saat itu hancur berkeping-keping.

Senjata ini memiliki nama yang setara dengan kemampuannya. Dirancang pertama kali pada tahun 1450 oleh seorang insinyur bernama Munir Ali. Dengan panjang 518 cm (kaliber 8,2) dan berat 18,6 ton, senjata ini terdiri dari dua bagian yaitu bagian laras yang digunakan untuk menembakkan peluru yang terbuat dari bola-bola granit raksasa dengan bobot sebesar 300 Kg hingga 1600 Kg, dan bagian selongsong yang dapat menampung 7 bola granit raksasa atau 15 bola granit ukuran kecil. Karena itulah dalam sehari meriam ini hanya bisa menembakkan paling maksimal 15 kali. Jangkauan tembak The Great Bombard sangatlah luar biasa pada saat itu, yaitu dapat menjapai jarak satu mil!

The Great Bombard terbuat dari perunggu kualitas terbaik dan ditempa oleh para tukang besi terbaik saat itu, dan yang membuat meriam ini berbeda daripada meriam-meriam lainnya adalah ukiran seni yang mengandung unsur kebudayaan Islam pada masa itu. Untuk menembakkan satu kali saja konon membutuhkan banyak sekali bubuk mesiu atau Gun Powder.
Bubuk Mesiu atau Gun Powder.

Peluru-peluru raksasa Great Bombard yang beratnya mencapai 1600 Kilogram!

The Great Bombard juga ditempatkan di benteng pertahanan, baik yang ada di darat maupun di daerah pantai. Selain digunakan sebagai artileri darat, The Great Bombard juga dipasangkan pada kapal-kapal perang turki, seperti jenis kapal galleon dan monitor. Dalam Pertempuran Dardanella, meriam itu mampu menenggelamkan enam kapal Sir John Ducksworth. Jangkauan meriam ini pun mampu melintasi selat sejauh satu mil.































Posisi The Great Bombard pada Kapal Perang







Kapal-kapal angkatan laut Turki Ustmani yang sedang menggempur kapal musuh



Suasana peperangan di atas kapal. Sultan Muhammad II memimpin peperangan.

ada tahun 1866, Sultan Abdul Aziz memberikan salah satu The Great Bombard yang digunakan pada perang Dardanella untuk Ratu Victoria saat kunjungan kenegaraannya ke Inggris. Dan kini The Great Bombard atau Dardanella Gun tersebut dapat anda nikmati di Fort Nelson, Portsmouth, Inggris. Senjata legendaris itu kini telah menjadi bagian dari koleksi paling berhaga Royal Armouries Kerajaan Inggris.


8/29/2010 | Posted in | Read More »

slam Agama Politik dan Spiritual


Masalahnya kemudian adalah mampukah Islam sebagai agama politik dan spiritual? Untuk menjawabnya perlu dianalisis berdasarkan bukti-bukti normatif, historis dan empiris.31 Dengan melihat nas, dan fakta sejarah kejayaan yang pernah dicatat dalam lembaran sejarah kegemi-langan Islam sejak pertama kali tegaknya Islam di Madinah sebagai mabda' sampai runtuhnya Khilafah Islam terakhir di Turki pada tanggal 3 Maret 1924, serta sisa-sisa penerapan Islam di negeri kaum muslimin, terbukti bahwa Islam merupakan agama politik dan spiritual. Tiga bukti inilah yang akan mampu memberikan gambaran nyata kepada kita terha-dap kemampuan Islam sebagai mabda' dunia.

Pertama, secara normatif, kita bisa membuktikan kemampuan Islam sebagai ajaran politik dan spiritual dengan melihat elemen yang dimiliki oleh Islam, yaitu pemikiran (thought) dan metode (method). Elementhought ini mencakup:

1. Akidah Islam, yaitu keimanan kepada Allah, Malaikat, Rasul, Kitab, Hari Kiamat serta Qadha’ dan Qadar;
2. Pemecahan masalah kehidupan manusia, yang meliputi hukum syara’ yang berkaitan dengan seluruh masalah kehidupan manusia, baik dengan Tuhannya, seperti ibadah, ataupun masalah manusia dengan sesamanya, seperti ekonomi, sosial, politik, pendidikan, sanksi hukum dan sebagainya, maupun masalah manusia dengan dirinya sendiri, seperti masalah makanan, pakaian dan akhlak.

Sementara elemen method ini meliputi bagaimana konsep tersebut diterapkan, dipertahankan dan dikembangkan, antara lain:

1. Metode menerapkan akidah dan hukum syara’, yaitu melalui negara Khilafah Islam dan partai politik Islam yang menegakkan Islam;
2. Metode mempertahankan akidah dan hukum syara’ melalui institusi pengadilan (al-qadhâ’), dan penerapan sanksi hukum (uqûbât) kepada para pelaku pelanggaran akidah dan hukum syara’, yang dijalankan oleh Khilafah Islam. Misalnya, orang murtad dibunuh, orang yang membangkang (bughât) terhadap Khilafah Islam akan diperangi, orang yang meninggalkan shalat akan dikenai ta’zîr, pencuri akan dipotong tangannya, pelaku zina akan dirajam sampai mati, atau dicambuk sampai seratus kali, orang yang membuka aurat di tempat umum akan dikenai ta’zîr, orang yang melakukan praktek suap dikenakan ta’zîr dan sebagainya.
3. Metode mengemban akidah dan hukum syara’ yang dilakukan melalui dakwah yang diemban oleh individu, partai politik dan negara, serta jihad fî sabilillâh baik defensif maupun ofensif, yang dijalankan oleh Khilafah Islam. Jihad ini dimaksud untuk menghancurkan dinding penghalang yang menghalangi masuknya cahaya Islam di wilayah yang diperangi. Dengan begitu, para penduduk wilayah tersebut akan dapat menyaksikan cahayanya dengan sempurna. Jihad ini dilakukan dengan melalui tiga fase:

Fase Jihad :

1. Diseru untuk memeluk Islam; ketika bersedia menerima, mereka dibiarkan, di mana harta, darah dan kehormatan mereka dijaga oleh Islam;
2. Apabila tidak setuju, mereka diserukan agar tunduk kepada pemerintahan Islam dengan cara menerapkan semua hukum Islam yang menyangkut urusan sosial, ekonomi, politik, pendidikan, uqûbât (sanksi) dan hukum-hukum lain, kecuali akidah, ibadah, makanan, pakaian dan pernikahan (nikah dan cerai);
3. Apabila tidak setuju, mereka akan diperangi habis-habisan sampai tunduk kepada Islam.

Kedua, secara historis, banyak bukti bisa dilihat dalam cacatan sejarah, sebagaimana yang dibukukan oleh ahli sejarah, baik dalam sîrah maupun târîkh, seperti Sîrah Ibn Ishaq, Maghâzi al-Wâqidi, Tabaqât Ibn Sa’ad, Sîrah Ibn Hisyâm, Târîkh al-Umam Wa al-Mulk, Târîkh Ibn al-Atsîr, Târîkh Ibn Katsîr dan sebagainya. Buku-buku sejarah ini memberikan gambaran yang jelas tentang bagaimana Islam diterapkan sepanjang berabad-abad. Hanya dalam laporan sejarah sering kali tidak dipisahkan antara penerapan syariat yang gemilang dengan penyimpangan penerapannya. Dari sini bukti historis kadang malah menyebabkan keraguan di hati pengkaji sejarah. Maka, satu-satunya bukti paling otentik penerapan syariat Islam adalah kodifikasi hukum Islam yang terbukukan dalam kitab-kitab fiqih, mulai dari zaman Rasulullah hingga zaman Khilafah Uthmaniyyah di Turki.

Kendatipun demikian sejarah telah mencatat cacatan kegemi-langan Islam selama 1300 tahun lebih ketika Islam diterapkan sebagai mabda' yang memimpin dunia, di mana angka orang yang dipotong tangan akibat kasus pencurian dan dikenai sanksi hudûd hanya 200 kasus. Rekor ini bisa diraih karena ketika mabda’ Islam diterapkan di tengah masya-rakat, Islam akan membangun masyarakat supaya menjadikan akidah Islam sebagai qiyâdah fikriyyah atau intellectual leadership mereka. Dengan demikian akan lahir ketakwaan dalam diri anggota masyarakat, di mana ketakwaan tersebut akan memancarkan sifat protektif (itqâ’), sehingga mampu mengendalikan diri setiap individu dan mendorong mereka untuk melaksanakan perintah Allah SWT serta meninggalkan larangan-Nya. Masyarakatnya juga akan membawa pemikiran dan perasaan Islam, sehingga manjadikan anggota masyarakatnya aktif dan peka dalam melakukan amar ma’rûf dan nahy munkar sebagai kontrol sosial agar senantiasa berada di jalan Islam yang lurus. Sementara yang memainkan peranan paling penting dalam konteks ini adalah pemikiran dan metode Islam yang diterapkan dalam sebuah negara.

Ketiga, secara empiris, banyak bukti bisa disaksikan hingga saat ini. Taqiyuddin an-Nabhâni memberikan gambaran yang rinci mengenai bukti tersebut yang terepresentasikan dalam dua aspek: Pertama, melalui lembaga pengadilan (al­qadhâ’) yang bertugas menyelesaikan perselisihan di tengah masyarakat, baik kasus yang menyangkut anggota masyarakat dengan sesama anggota masyarakat, ataupun kasus antara anggota masyarakat dengan pejabat pemerintahan. Kedua, melalui institusi pemeritahan (al-hâkim) yang bertugas melak-sanakan seluruh hukum Islam di tengah masyarakat.

Mengenai pengadilan (al-qadhâ’), belum pernah ada dalam sejarah Islam sejak zaman Nabi saw. hingga abad ke-19 M, diterapkan hukum lain selain hukum Islam, sebagaimana yang terbukukan dalam kodifikasi hukum Islam yang tertuang dalam kitab-kitab fiqih. Sepanjang 13 abad belum pernah ada satu masalah pun yang diselesaikan dengan menggunakan hukum lain, selain hukum Islam. Bahkan orang-orang non-Islam pun sangat menguasai hukum Islam dengan baik, sehingga ada di antara mereka yang mampu menulis kitab fiqih Islam, seperti Salîm al-Bâz, penulis syarah kitab undang-undang al-Majallah. Namun, setelah mahkamah dipecah menjadi sipil dan agama (syarî’ah), setelah merosotnya penguasaan fiqih Islam dan langkanya hakim syar’i, disamping karena mengikuti model perundang-undangan Barat, akibatnya kasus-kasus yang ada diselesaikan bukan dengan hukum Islam. Sekalipun demikian, dalam penerapannya hukum Islam tetap dilaksanakan di negeri-negeri kaum muslimin meski tidak utuh. Misalnya hukum potong tangan, rajam dan cambuk masih diterapkan di beberapa negeri kaum muslimin, baik di Arab Saudi, Malaysia maupun yang lain.

Mengenai bukti empiris penerapan Islam yang terepresentasikan dalam pemerintahan (al-hâkim) yang menerapkan hukum Islam sangat jelas. Ini dapat dilihat dalam buku-buku fiqih, antara lain terlihat melalui struktur: (1) Khalifah, (2) Wakil khalifah (Mu’âwin tafwîdh), (2) Pembantu administratif khalifah(Mu’âwin Tanfîdz), (4) Penguasa wilayah dan daerah (Wullât wa al-’ummâl), (5) Biro administrasi umum (al-Jihâz al-idâri), (6) Panglima Perang (Amîr al-Jihâd), (7) Majlis Ummat dan (8) Pengadilan.

Inilah fakta dan bukti-bukti empiris yang telah membuktikan keutuhan Islam sebagai ajaran agama yang komprehensif, baik menyangkut konsepsi politik maupun spiritualnya. Semuanya dengan gamblang telah diajarkan Islam.
-Halaqoh Online on Facebook

8/23/2010 | Posted in | Read More »

65 Tahun Indonesia Merdeka: Kata Siapa?


Oleh :Harits Abu Ulya, Ketua Lajnah Siyasiyah DPP-HTI

Dengan usia kemerdekaan yang cukup matang, patut kiranya kita ajukan soal berikut; apakah para pemimpin dan pemangku pemerintahan telah mampu merealisasikan cita-cita dari kemerdekaan tersebut?

Sudahkah rakyat dan bangsa ini benar-benar merdeka dengan arti sesungguhnya?, jika penjajahan fisik sudah berakhir, apakah penjajahan ekonomi, politik, hukum dan budaya juga sudah berakhir di negeri ini?. Setiap 17 Agustus upacara pengibaran bendera dilakukan sebagai simbol kemerdekaan, namun fakta nasib rakyat negeri ini belum berubah signifikan. Nasib mereka makin merana, seperti makin lusuhnya bendera sang saka.

Seharusnya dengan rentang waktu setengah abad lebih (65th), sebagai bangsa merdeka idealnya telah banyak meraih impian anak-anak negeri.Karena potensi dan energi untuk itu dimiliki oleh bangsa ini.Namun lagi-lagi fakta berbicara lain, bahwa Indonesia belum “merdeka” dari keterjajahan politik, ekonomi, hukum dan budaya.

Indonesia belum “merdeka” dari kemiskinan, kebodohan, kerusakan moral, busng lapar, malnutrisi dan keterbelakangan. Perlu di ingat dari 237 juta jiwa lebih ini yang berpijak di atas tanah air ini adalah mayoritas muslim (87%), artinya jika belum merdeka secara “hakiki” maka merekalah yang mayoritas mengalami keterjajahan.

Pandangan diatas tentu tidak mengada-ada, sebagai contoh dalam sebuah jajak pendapat yang dilakukan harian Kompas (16/8/2010); masyarakat menilai banyak aspek dan kondisi makin buruk saja pada saat ini. Semisal pada aspek keadilan hukum (59,3% menyatakan semakin buruk, 13,4%:tetap, 21,6%:semakin baik),keadilan ekonomi (60,7%:semakin buruk, 15,1%:tetap,21,1%:semakin baik).

Dan angka yang menunjukkan rendahnya kebanggaan terhadap bangsa dan tanah airnya cukup tinggi (29,8%:semakin buruk). Ketika bicara pada aspek peran negara, apakah sudah memadai atau belum dalam menciptakan keadilan bagi seluruh rakyat Indonesia dalam berbagai bidang paling krusial, kesimpulanya peran negara tidak memadai.

Peran negara dalam bidang Ekonomi (tidak memadai:75,7%,), politik (tidak memadai:53,5%), hukum (tidak memadai:72,7%), pendidikan (tidak memadai:46,9%), kesehatan (tidak memadai:48,4%).Dan pandangan masyarakat tentang kemerdekaan, terlihat jelas bahwa Indonesia belum merdeka baik menyangkut aspek ekonomi (67,5%:menyatakan belum merdeka), politik (48,9%;menyatakan belum merdeka), budaya (37,1%:belum merdeka).

Tentu pandangan dan persepsi masyarakat (sampling di atas) tidak mengada-ada, rasanya cukup mewakili pandangan mayoritas rakyat Indonesia. Karena fakta empirik mereka merasakan dan meraba atau bahkan menjadi obyek penderita dari keterjajahan di era ”merdeka” saat ini. Seakan layak diartikulasikan dalam sebuah pertanyaan retorik; Indonesia merdeka, kata siapa?.

Dalam rentang waktu 65 tahun, di Indonesia masih menyuguhkan potret terkini dari kehidupan rakyatnya yang masih banyak memprihatinkan. Dari data BPS yang dibacakan presiden SBY (16/8), jumlah penduduk Indonesia 2010: 237.556.363 jiwa dan yang masuk katagori miskin lebih dari 100 juta penduduk dengan ukuran pendapatan 2 dolar AS/hari, bukan sekitar 31,02 juta (sekitar 13,33%) seperti yang dirilis oleh BPS.Dan sebagian kemiskinan itu sebaranya ada di 183 kabupaten terkatogori tertinggal (79%:kawasan Indonesia timur, 30%:kawasan barat Indonesia).

Bahkan ditengah hiruk pikuknya perayaan di halaman Istana Merdeka, nun jauh di perbatasan Kaltim-Malasyia, ada 255 desa diperbatasan terisolir dengan kehidupan memprihatinkan dan tingkat kesejahteraan mereka sangat rendah, sangat paradoks. Badan Pusat Statistik (BPS) mengaku tingkat pengangguran terbuka pada Agustus 2009, mencapai 8,96 juta orang atau 7,87 persen dari total angkatan kerja sebanyak 113,83 juta orang. Jumlah tersebut menurun 7,87 persen dibandingkan posisi Februari 2009, sebanyak 9,26 juta atau turun 8,39 juta dibandingkan Agustus tahun lalu yang mencapai 9,39 juta.Fakta saat ini di tahun 2010 tidak ada penurunan angka yang signifikan, bahkan dalam pidato kenegaraan Presiden SBY hanya menggambarkan tentang apa yang akan dikerjakan ke depan layaknya kampanye.

Namun tidak menjelaskan mengapa target periode pertama masa jabatan tidak tercapai.Yaitu (target) kemiskinan menjadi 8,2 % dan (target) angka pengangguran menjadi 5,1 % pada tahun 2009. Contoh, di ibukota Jakarta saja, lebih dari 73 ribu sarjana jadi pengangguran dan dari jenjang SMK menyumbang angka pengangguran lebih tinggi lagi.Jika mereka mendapatkan pekerjaan maka yang banyak di sektor buruh (82%) dan itupun tidak dilindungi kontrak.

Pidato kenegaraan jelang hari kemerdekaan menjadi tak berarti, karena hanya menjadi ajang “memuji” keberhasilan semu penguasa dan politik pencitraan. Berbusa-busa cerita espektasi RAPBN-2011 dan nota keuangan, dengan memaparkan asumsi makro dalam RAPBN 2011; pertumbuhan ekonomi Indonesia: 6,3%, nilai tukar Rupiah: Rp 9.300 per dolar AS, inflasi: 5,3%, SBI 3 bulan: 6,5%, harga minyak: US$ 80 per barel, lifting minyak: 970.000 barel per hari (pidato kenegaraan Presiden SBY 16/8).

Bahkan rencana menaikkan kembali gaji pegawai negeri sipil, Tentara Nasional Indonesia dan Kepolisian Negara RI serta pensiunan masing-masing 10 persen. Kenaikan akan mulai dilakukan pada tahun anggaran 2011.

Tentu bagi presiden itu sah-sah saja, tapi yang tidak bisa di ingkari adalah potret kemiskinan rakyat dan keterjajahan mereka di tanah airnya sendiri. Rakyat dihadapkan kenaikan harga yang makin tidak terkendali, baik bahan pokok(sembako), pupuk pertanian, biaya pendidikan dan kesehatan yang tinggi, hingga kenaikan TDL juga mendongkrok kenaikan kebutuhan-kebutuhan sekunder lainya.

Jika para pengusaha(industri) diminta tidak perlu kawatir dengan kenaikan TDL 15% yang efektifberlaku awal 2011, tentu hal ini menjadi absurt karena akhirnya rakyat kecil juga yang cemas dan menanggung efek dominonya. Yang tidak ketinggalan perlu diingat oleh masyarakat, APBN yang 70% sumbernya adalah dari pajak tapi sebagian besar tidak kembali untuk kesejahteraan rakyat. Karena sebagian di rampok oleh para koruptor, sebagian lagi melalui kebijakan yang tidak pro-rakyat menjadikan APBN tidak memberikan dampak signifikan bagi kesejahteraan.

Bisa di bandingkan, bagaimana sikap penguasa menghadapi kasus Bank Century yang sigap mengucurkan Rp 6,7 triuliun (yang akhirnya di rampok juga) tapi begitu abai untuk menyelamatkan korban lumpur Lapindo, atau tega menurunkan subsidi baik disektor pendidikan (turun 1,5 triliun), pertanian, kesehatan dan BBM, subsidi 2011 sebesar Rp 41 triliun, turun Rp 14,1 triliun (25,6%) dibanding tahun 2010, Rp 55,1 triliun. Dan yang terbaru pemerintah rencana melepaskan harga gas kepasar, setelah rakyat sebelumnya digiring untuk mengikuti kebijakan konversi dari minyak ke gas oleh pemerintah.

Merdeka akhirnya menjadi sebatas retorika, hanya dinikmati orang partai yang punya akses dijabatan publik serta orang-orang yang berada seputar kekuasaan dengan logistik yang cukup mereka menguras kekayaan negara dan menggunakan untuk berpesta pora di arena politik.Rasanya wajar, jika beberapa daerah menuntut otonomi daerah, hingga referendum untuk menjadi negara bagian (federal) bahkan menuntut kemerdekaan.Sebagai contoh kasus, Papua yang terus bergejolak hingga sekarang adalah potret kegagalan otonomi khusus yang tidak terimplementasi dengan baik.

Kalau seorang presiden SBY, di pidato kenegaraan pertama Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dalam masa bhakti Kabinet Indonesia Bersatu II ini juga mengklaim keberhasilan pemerintah dalam melaksanakan perubahan demokrasi yang fundamental. Indonesia diam-diam sedang berevolusi. Telah melaksanakan proses desentralisasi yang sangat ekstensif. Menyelenggarakan pemilihan kepala daerah secara langsung di seluruh Indonesia, kini, seluruh Gubernur, Bupati, Walikota di Indonesia telah dipilih langsung oleh rakyat. “Pelaksanaan demokrasi langsung ini mengubah banyak hal.

Kini, rakyatlah yang berdaulat, bukan lagi sekelompok orang yang mengatasnamakan rakyat,” ucap SBY.Hasilnya, peta politik Indonesia telah berubah secara fundamental kata SBY di hadapan seluruh anggota DPD dan DPR RI di Gedung DPR/MPR, Jakarta, Senin 16 Agustus 2010. Ini pernyataan “jauh panggang dari api”, artinya klaim keberhasilan berdemokrasi tidak berbanding lurus dengan tingkat keadilan dan kesejahteraan yang didapat oleh rakyat. Rakyat berdaulat itu ilusi demokrasi, menjadi gubernur gajinya Cuma sekitar 8 juta, walikota sekitar 6 juta kemudian ketika seorang hendak merebut kursi kekuasaan ongkos politik yang mereka keluarkan hingga mencapai ratusan miliar.

Kemudian ketika terpilih dituntut untuk menciptakan pemerintahan yang clear dan clean, budaya politik yang bejat menjadikan “clear dan clean” menjadi mimpi disiang bolong. Kekuasan akan mengabdi kepada segelintir orang (oligarki kekuasaan), rakyat tetap terpinggirkan nasibnya. Tapi rakyat selalu dijadikan tumbal dan alasan pembangunan, padahal itu adalah penipuan dan inilah fakta budaya politik Indonesia yang dibangun diatas struktur politik dan substansi politik demokrasi-sekuler.

Di tahun 2010 saja,SBY sudah meneken izin pemeriksaan 150 kepala daerah yang tersangkut kasus korupsi.Dalam kurun 2009-2014 Indonesia sudah dan akan melakukan 503 pemilu memperebutkan 19.433 kursi. Yakni sekali pemilihan presiden dan wapres, kemudian 4 kali pemilu legislatif, 32 kali pemilihan gubernur dan wagub,466 kali pemilihan bupati/walikota dan wakilnya.Kita bisa bayangkan, berapa dana yang dihamburkan? Dan sejauh ini perubahan apa yang didapatkan oleh rakyat?.Inilah paradoks demokrasi.

Rakyat terjajah penguasanya sendiri?

Dari beberapa gambaran diatas, jika mau jujur akar masalahnya adalah pada sistem kehidupan yang dipakai oleh Indonesia. 65 tahun merdeka dengan mengadopsi demokrasi-sekuler, dengan bentuk pemerintahan presidensil kadang parlementer, menjadikan Indonesia menjadi negara merdeka yang tidak berdaulat atas negerinya sendiri. Karena pada akhirnya “demokrasi” menjadi topeng imperialisme baru terjadi begitu masif dilakukan bangsa barat (AS dan sekutunya) terhadap Indonesia.

Para pemimpinnya mabuk dengan doktrin demokrasi, globalisasi dan liberalisasi. Tanpa sadar, dogma-dogma yang dijadikan “topeng” penjajahan gaya baru itu menyebabkan lahirnya kebijakan-kebijakan yang membuat kemerdekaan tak berarti untuk anak negeri. UU KHUP masih warisan penjajah, UU pengelolaan SDA yang liberal, UU kelistrikan, UU pendidikan, kesehatan dan banyak lagi yang lain tidak begitu berpihak dan berorentasi kepada kepentingan rakyat. Dengan kekuatan lobi dan jejaring serta dominasi sain teknologinya, bangsa imperialis mengkooptasi semua potensi yang ada diperut bumi negeri tercinta ini mengoyak dan menyedot semua isi.

Kita bisa saksikan; berapa kebijakan (regulasi) yang pro-imperialis menjadi sebab rakyat masih dalam kotak kemiskinan. Indonesia menjadi terjajah kembali oleh negara-negara imperialis dan dibantu oleh para pengkhianat negeri. Para komprador lokal yang terdiri dari para penguasa, politikus, intelektual yang lebih loyal kepada kepentingan Asing karena syahwat kekuasaan dan kebutuhan pragmatisnya.Wajar rakyat seperti “ayam mati dilumbung padi”, sengsara dinegerinya sendiri dan Indonesia dengan julukan “zamrud katulistiwa, negeri yang subur” tidak begitu berarti bagi anak negeri.

Kembali kepada kemerdekaan hakiki: Islam

Dari aspek ekonomi, jelas kita masih dijajah. Kebijakan ekonomi merujuk Kapitalisme Barat. Ketergantungan ekonomi kepada negara-negara kapitalis Barat juga luar biasa. Utang luar negeri yang terus bertambah hampir 2.000 triliun dan menjadi beban yang diwariskan dari generasi ke generasi. Aspek politik, juga masih dijajah. Buktinya, sistem politik yang kita anut, yakni demokrasi, lagi-lagi berasal dari negara kapitalis penjajah.

Tragisnya, demokrasi menjadi alat bagi penjajah Barat untuk menjamin kepentingan-kepentingannya. Hukum kita masih didominasi oleh hukum-hukum kolonial. Fakta kemiskinan menjadi penyakit umum rakyat; busung lapar dan gizi buruk terjadi di mana-mana. Negara juga belum berhasil membebaskan rakyatnya dari kebodohan. Rakyat juga masih belum aman. Pembunuhan, penganiyaan, dan kriminalitas menjadi menu harian rakyat Indonesia. Bukan hanya tidak aman dari sesama, rakyat juga tidak aman dari penguasa mereka.

Hubungan rakyat dan penguasa bagaikan hubungan antarmusuh. Tanah rakyat digusur atas nama pembangunan. Pedagang kaki lima digusur di sana-sini dengan alasan penertiban. Pengusaha tidak aman dengan banyaknya kutipan liar dan kewajiban suap di sana-sini. Para aktifis Islam juga tidak aman menyerukan kebenaran Islam; mereka bisa diculik kapan saja dan dituduh sebagai teroris.

Karena itu, kunci agar kita benar-benar mampu melepaskan diri penjajahan ada dua: pertama; melepaskan diri dari sistem kapitalis dalam segala bidan, kedua; jangan percaya pada penguasa dan politisi yang menjadi kaki tangan negara-negara kapitalis. Dan tidak sekadar melepaskan diri dari sistem kapitalis. Sebagai solusinya, kita harus menerapkan aturan-aturan Islam dalam seluruh kehidupan kita. Hanya dengan syariat Islamlah kita dapat lepas dari aturan-aturan penjajahan. Hanya dengan syariat Islam pula kita bisa meraih tujuan-tujuan bernegara.

Syariat Islam yang akan diterapkan oleh Khilafah Islam akan menjamin kesejahteraan rakyat karena kebijakan politik ekonomi Islam adalah menjamin kebutuhan pokok setiap individu rakyat. Lebih dari kebutuhan pokok (primer), negara juga akan memberikan kemudahan kepada rakyat untuk mendapatkan kebutuhan sekunder dan tersier. Negara juga akan menjamin kebutuhan vital bersama rakyat seperti kesehatan gratis, pendidikan gratis, dan kemudahan transportasi.

Khilafah Islam juga akan menjamin keamanan rakyat dengan menerapkan hukum yang tegas. Dan capaian semua berdiri tegak diatas sebuah ideologi yang sesuai fitrah manusia, menentramkan jiwa dan memuaskan akal. Menjadikan setiap hamba menghamba kepada Sang Maha Pencipta hamba, bukan menjadi budak sesama hamba, maka akhirnya menjadi rahmatan lil ‘alamin dengan tegaknya ideologi tersebut dalam realitas kehidupan bermasyarakat dan bernegara.Wallahu a’lam bisshowab

Sumber : www.eramuslim.com

8/19/2010 | Posted in | Read More »

Kiat Sukses Ramadhan


Keutamaan bulan Ramadhan ini telah dideskripsikan sendiri oleh Nabi saw dalam khutbah baginda, sebagaimana yang diriwayatkan oleh Ibn Huzaimah dalam kitab Shahih-nya. Dalam khutbahnya, baginda menegaskan, bahwa Ramadhan adalah bulan yang agung dan penuh berkah. Di dalamnya terdapat satu malam yang nilai (amal shalih) di dalamnya lebih baik dari seribu bulan. Allah menjadikan puasa pada siang harinya sebagai sebuah kewajiban, dan menghidupkan malamnya sebagai perbuatan sunnah (tathawwu’). Siapa saja yang mendekatkan diri kepada Allah dengan mengerjakan satu kebaikan,
maka nilainya sama dengan mengerjakan satu ibadah wajib pada bulan lain. Siapa saja yang mengerjakan satu perbuatan wajib, maka nilainya sama dengan mengerjakan tujupuluh kebaikan di bulan yang lain. Ramadhan juga bulan kesabaran, dan kesabaran itu balasannya surga. Ramadhan juga bulan tolong-menolong (ta’awun), di mana di dalamnya rezki seorang Mukmin akan bertambah. Siapa saja yang memberikan buka kepada orang yang berpuasa, maka itu akan menjadi maghfirah bagi dosa-dosanya, penyelamatnya dari api neraka dan ia memperoleh pahala seperti orang yang berpuasa itu, tanpa mengurangi sedikitpun pahala orang yang berpuasa itu.

Karena itu, meski bulan Ramadhan ini tidak termasuk asyhurul hurum (bulan haram), tetapi bulan ini memiliki keutamaan yang tiada duanya. Di bulan ini, Allah SWT telah menurunkan al-Qur’an, sebagaimana dituturkan Allah dalam surat al-Baqarah: 185. Ayat pertama yang diturunkan kepada Nabi Muhammad saw. di Gua Hira’ adalah Iqra’, diturunkan pada tanggal 17 Ramadhan 13 SH (sebelum Hijrah) atau bulan Juli 610 M. Karena itu, bulan ini juga disebut syahr al-Qur’an (bulan al-Qur’an).

Bulan ini juga dijadikan oleh Allah SWT sebagai bulan puasa, dimana ummat Islam diwajibkan untuk berpuasa selama sebulan penuh di bulan tersebut. Karena itu, bulan ini juga disebut syahru as-shiyam. Allah pun menetapkan puasa dan al-Qur’an sebagai pemberi syafaat pada Hari Kiamat (HR Ahmad, at-Thabrani dan al-Hakim). Tidak hanya itu, malaikat pun akan memintakan ampunan untuk orang yang berpuasa selama berpuasa hingga berbuka. Dan, Allah pun memberikan ampunan untuk mereka di akhir malam bulan Ramadhan.

Di bulan ini, Allah telah menjadikan salah satu malamnya, sebagai Lailatu al-Qadar, yaitu satu malam yang nilainya lebih baik dibanding seribu bulan (Q.s. al-Qadar [97]: 1-5), tentu jika digunakan untuk melakukan amal shalih, seperti shalat, membaca al-Qur’an, dzikir dan sebagainya. Maka, satu perbuatan baik yang dilakukan di malam itu nilainya masih lebih baik ketimbang perbuatan yang sama dilakukan selama seribu bulan. Itulah malam Lailatu al-Qadar, yang hanya ada di bulan Ramadhan.

Nabi menuturkan, “Jika memasuki bulan Ramadhan, maka semua pintu langit dibuka, dan pintu-pintu neraka Jahannam ditutup, sementara syaitan dibelenggu.” (HR al-Bukhari, Muslim, an-Nasai dan Ibn Hibban). Tidak hanya itu, pahala perbuatan baik di bulan Ramadhan juga dilipatgandakan oleh Allah. Melakukan satu amalan sunnah, pahalanya sama dengan amalan fardhu di bulan lain. Melakukan satu amalan fardhu, nilainya dilipatgandakan menjadi 70 kali di bulan lain. Karena itu, Nabi menggunakan bulan ini untuk melipatgandakan amal shalih. Dalam riwayat Ibn ‘Abbas, dituturkan, bahwa Nabi adalah orang paling dermawan, dan lebih dermawan lagi ketika bulan Ramadhan, saat Jibril menemui baginda saw. untuk mengecek hapalan al-Qur’an baginda saw.

Wajar jika Nabi pun memerintahkan wanita kaum Anshar untuk pergi berumrah di bulan Ramadhan. Dituturkan dari Ibn ‘Abbas, Nabi pernah bersabda, “Jika tiba bulan Ramadhan, maka berumrahlan kamu, karena umrah di bulan itu sama pahalanya dengan haji.” Karena itu pula, para sahabat dan generasi kaum Muslim setelahnya menjadikan bulan Ramadhan ini sebagai bulan jihad, selain karena perintah berjihad fi sabilillah itu diturunkan pada bulan Ramadhan, juga banyak sekali kemenangan yang ingin mereka raih di bulan suci ini, karena taqarrub mereka kepada Allah SWT.

Tercatatlah sejumlah peristiwa penting pada bulan Ramadhan. Tujuh belas bulan setelah Hijrah, Nabi mengirim detasemen Hamzah yang membawa bendera pertama yang diserahkan oleh baginda saw. Detasemen ini dikirim untuk menghadang rombongan kaum Quraisy yang datang dari Syam menuju ke Makkah. Perang Badar Kubra yang disebut dalam al-Qur’an sebagai Yaum al-Furqan (Hari Pembeda) meletus pada Hari Jum’at, 17 Ramadhan 2 H. Jumlah pasukan kaum Muslim saat itu hanya 313, terdiri dari 1 menunggang kuda, sisanya jalan kaki. Tercatat 14 di antara mereka sebagai syuhada’ Badr. Sementara pasukan kaum Kafir Quraisy berjumlah 1000 orang; 80 orang pasukan berkuda, sisanya jalan kaki; 70 orang gugur, 70 lainnya menjadi tawanan perang. Dalam peristiwa ini, pasukan kaum Muslim dibantu oleh 5000 malaikat (Q.s. Ali ‘Imran [03]: 125).

Di bulan suci ini pula, Rasulullah dan para sahabat berhasil menaklukkan kota Makkah, tepatnya pada bulan Ramadhan 8 H. Penaklukan kota Makkah ini juga disebut penaklukan agung (al-fath al-a’dham). Kaum Kafir Quraisy pun berbondong-bondong masuk Islam, termasuk Abu Sufyan dan para pemuka Kafir Quraisy. Pada saat itulah, turun perintah untuk menghancurkan berhala dari sekitar Ka’bah. Karena itu, bulan Ramadhan juga dikenal sebagai syahru al-jihad wa al-intishar (bulan Jihad dan Kemenangan).

Kiat-kiat Sukses Ramadhan

Inilah keutamaan bulan Ramadhan. Dengan mengetahui nilai dan keutamaan bulan Ramadhan ini, maka seorang Muslim yang sadar, tidak akan menyia-nyiakan sedikitpun kesempatan di bulan suci ini. Inilah kunci sukses meraih kemuliaan di bulan Ramadhan, yaitu mengerti nilai dan keutamaan bulan ini. Dengan begitu, dia tahu apa yang harus diraih. Sekedar contoh, jika 1 perbuatan wajib nilainya 70 kali perbuatan wajib di luar bulan Ramadhan, maka jika dikalkulasi dalam 1 hari ada 5 kali shalat dan 1 puasa, berarti 6 perbuatan wajib dikalikan 70, sama dengan 420. Dalam sehari saja, minimal seorang Muslim akan mendapatkan pahala setara dengan 420 perbuatan wajib di luar bulan Ramadhan. Jika nilai ini dikalikan 30 hari, maka dia akan mendapatkan 12,600 kali perbuatan wajib. Itu baru 6 kali perbuatan wajib, lalu bagaimana kalau dia berdakwah, yang nota bene hukumnya wajib? Pasti pahalanya lebih banyak lagi. Belum lagi kalau ditambah dengan perbuatan sunah.

Nah, kesadaran inilah yang harus dimiliki tiap Muslim, sehingga dia tidak akan menyia-nyiakan sedikitpun kesempatan emas di bulan suci ini. Lalu bagaimana kiat-kiat kita agar sukses meraih seluruh kemulian di bulan ini?

Pertama, selain menyadari kemuliaan bulan ini, dia harus menyadari bahwa sebagai manusia yang tidak bebas dari dosa (ma’shum), Ramadhan adalah kesempatan emas untuk meraih ampunan dan melipatgandakan amal shalih. Karena inilah bekal untuk menghadap Allah pada Hari Kiamat. Kesadaran ini harus tumbuh kokoh dalam diri kita, sebagai satu-satunya motivasi amal kita.

Kedua, untuk meraih semuanya tadi, setiap Muslim harus mempunyai program pribadi selama Ramadhan, antara lain:

1- Taubatan nashuha: Taubatan nashuha adalah taubat dengan melepaskan diri dari dosa, menyesalinya dan tidak mengulanginya kembali, diikuti dengan kesungguhan melakukan amal shalih yang dilandasi keimanan. Jika ada hak orang lain yang terkait dengan materi atau non-materi, maka harus segera dikembalikan, atau minta dihalalkan. Karena itu, taubat ini menjadi poin pertama, dan pondasi program-program berikutnya.

2- Menjaga pendengaran, lisan dan mata dari perkara yang diharamkan, baik di siang hari maupun di malam hari bulan Ramadhan.

3- Menjaga amalan-amalan sunah dan nafilah.

4- Menjaga shalat rawatib (5 waktu) berjamaah di masjid.

5- Berkeingan kuat untuk menjadi saksi adzan, iqamat, takbiratul ihram bersama imam, dan berdiri di baris terdepan.

6- Menjaga shalat Tarawih, shalat syaf’ (shalat 2-10 rakaat) sebelum witir, dan witir. Biasanya shalat Tarawih dilakukan 20 rakaat, atau 10 rakaat, kemudian dilanjutkan malam harinya dengan 2-10 rakaat, kemudian ditutup dengan witir 1 rakaat, atau 2-8 rakaat, kemudian witir 3 rakaat.

7- Menjaga qiyamullail.

8- Membaca minimal 1 juz tiap hari.

9- Menghapal sebagian ayat al-Qur’an tiap hari.

10- Menghapal satu hadits atau lebih tiap hari.

11- Silaturrahmi kepada kerabat.

12- Bergaul dengan kaum Muslim dan mengetahui keadaan mereka.

13- Dzikir dan mengingat Allah serta mensucikannya setiap waktu, disertai menjaga dzikir waktu Subuh dan petang.

14- Berinfaq suka rela dengan memberi makan satu atau lebih orang yang berpuasa tiap hari, meski hanya dengan satu buah kurma.

15- Mengutamakan bersedekah kepada fakir miskin atau orang yang membutuhkan setiap hari, meski dengan kadar yang paling minim sekalipun.

16- Menjaga shalat Dhuha setiap hari.

17- Melakukan shalat dua rakaat setelah berwudhu’.

18- Menghadiri majlis ilmu.

19- Mempelajari minimal satu bab fiqih setiap hari.

20- Membaca ringkasan Sirah Nabi dan Akidah.

21- Berusaha mendamaikan atau menyelesaikan urusan orang yang bermasalah.

22- Berdoa saat berbuka sebagaimana doa yang diajarkan Nabi.

23- Dermawan dan membantu orang lain..

24- Berdakwah kepada Allah, amar makruf dan nahi munkar..

25- Menolong kaum Muslim yang berjihad di manapun.

26- Menyegerakan buka, dan mengakhirkan sahur.

27- Berbakti kepada kedua orang tua, baik yang masih ada, maupun telah tiada.

28- Melakukan i’tikaf pada sepuluh terakhir di bulan Ramadhan.

29- Melaksanakan umrah, karena umrah di bulan Ramadhan sama sekali haji bersama Rasulullah saw.

30- Menjaga pelaksanaan shalat Idul Fitri bersama kaum Muslim.

31- Berpuasa 6 hari bulan Syawal, atau Ayyam al-Bidh.

Ketiga, meski telah dibuat program, namun dalam praktiknya, kadang-kadang program tersebut, karena satu dan lain hal, tidak berjalan sesuai dengan rencana. Untuk itu diperlukan langkah berikutnya, yaitu kesungguhan dalam menjalankan program-program yang telah dibuat. Jika sudah ada kesungguhan, tetapi masih tidak bisa berjalan karena ada prioritas pekerjaan lain, maka bisa dibuat substitusi, yaitu program pengganti, agar nilai yang ingin diraih melalui amal yang tidak bisa dijalankan tersebut bisa digantikan dengan yang lain.

Keempat, menjadikan malam hari, sebagai malam muhasabah (evaluasi) dan takhthith (perencanaan). Yang dievaluasi adalah apa yang telah dikerjakan dan diperoleh selama sehari, dan apa yang bisa dan harus diraihnya besok. Ini dilakukan setelah melaksanakan shalat syaf’i dan witir. Dengan begitu, dia akan menatap agenda harinya esok dengan mantap dan jelas, tanpa ragu. Untuk memudahkan evaluasi dan perencanaan, bisa dibuat daftar pengecekan yang berisi poin-poin aktivitas di atas.

Inilah beberapa kiat sukses untuk mendapatkan kemuliaan di bulan suci Ramadhan, agar tak satu pun kesempatan emas di dalamnya terbuang sia-sia.

Hukum-hukum Penting Seputar Ramadhan

Selain beberapa hukum seputar Ramadhan yang telah dijelaskan di atas, Imam al-Ghazali, dalam kitab Ihya’ Ulum ad-Din menjelaskan beberapa hukum penting seputar puasa Ramadhan:

1- Wajib: Dalam hal ini ada beberapa hukum yang harus dilaksanakan oleh seorang Muslim: (1) Memonitor datangnya awal Ramadhan dengan merukyat hilal. Ini hukumnya fardhu kifayah. Jika tidak menemukan hilal, maka hitungan bulan Sya’ban digenapkan menjadi 30 hari. (2) Niat berpuasa Ramadhan, dan tempatnya di dalam hati. (3) Mencegah masukkan apapun ke dalam salah satu lubang di dalam tubuh secara sengaja, baik telinga, hidung, kemaluan maupun dubur. (4) Menahan diri dari berhubungan badan (jimak). (5) Menahan diri dari mengeluarkan sperma secara sengaja, baik berciuman maupun onani. (6) Tidak muntah dengan sengaja. Karena sengaja muntah bisa membatalkan puasa.

2- Sunnah: Adapun perkara yang disunnahkan adalah: (1) Mengakhirkan sahur. (2) Menyegerakan buka puasa, baik dengan kurma, atau air sebelum shalat Maghrib. (3) Dermawan di bulan Ramadhan. (4) Mengkaji dan mendalami al-Qur’an. (5) I’tikaf di masjid, terutama pada hari sepuluh terakhir di bulan Ramadhan, karena ini merupakan kebiasaan Rasulullah saw. Ketika memasuki hari sepuluh terakhir, baginda saw. banyak meninggalkan tempat tidur, mengencangkan sarung, bersungguh-sungguh dan memotivasi keluarganya untuk bersungguh-sungguh beribadah, karena di sana ada malam Lailatu al-Qadar. Baginda pun tidak keluar meninggalkan iktikaf, kecuali untuk melayani kebutuhan orang.

3- Mubtilat as-Shaum: Beberapa perkara yang bisa membatalkan puasa: (1) Makan, minum dengan sengaja. (2) Jimak dan mengeluarkan sperma dengan sengaja. (3) Haid dan nifas. (4) Sengaja muntah. (5) Memasukkan sesuatu dengan sengaja ke dalam salah satu lubang tubuh (mulut, hidung, telinga, kemaluan dan dubur). (6) Transfusi darah bagi orang sakit yang membutuhkan darah. (7) Bekam dan donor darah, karena ada hadits yang menyatakan, “Berbuka orang yang membekam dan dibekam.” (8) Infus cairan dalam tubuh untuk asupan makanan.

4- Mubahat: Perkara yang dibolehkan: (1) Siwak dan gosok gigi. (2) Mencicipi makanan, selama tidak masuk ke tenggorokan. (3) Menggunakan celak mata. (4) Infus cairan bukan untuk asupan makanan. Ini diperbolehkan, setidaknya menurut Ibn Taimiyyah. (5) Memeriksa darah, dengan mengambil sample darah, karena yang diambil hanya setetes atau dua tetes darah. (6) Muntah dengan tidak sengaja.

5- Udzur: Adapun udzur yang membolehkan seseorang untuk membatalkan puasanya, bisa dipilah menjadi tiga: (1) Udzur yang mewajibkan berbuka dan haram berpuasa. Jika berpuasa, malah tidak sah. Misalnya, haid dan nifas bagi wanita. Kepadanya diwajibkan mengganti puasanya. (2) Udzur yang dibolehkan tidak berpuasa, bahkan adakalanya wajib. Menurut pendapat Jumhur ulama, dia tidak wajib mengganti puasa, tetap wajib memberi makan fakir miskin. Misalnya orang yang sudah tua renta yang tidak mampu berpuasa dan orang sakit parah yang tidak ada harapan sembuh. (3) Udzur yang membolehkan tidak berpuasa, boleh jadi dalam kondisi tertentu wajib tidak berpuasa dan wajib mengganti, atau boleh berpuasa dan tidak, dan jika tidak berpuasa, maka wajib mengganti. Misalnya seperti orang sakit dan bepergian.

Ini beberapa hukum penting seputar puasa Ramadhan yang telah digariskan oleh Islam.

8/18/2010 | Posted in | Read More »

Idealnya Seorang Pemuda


Ibnu Abbas r.a. berkata: “Tidak ada seorang Nabi pun yang diutus Allah, melainkan ia (dipilih) dari kalangan pemuda saja (yakni antara 30 - 40 tahun). Begitu pula tidak ada seorang ‘alim pun yang diberi ilmu, melainkan ia (hanya) dari kalangan pemuda saja. Kemudian Ibnu Abbas r.a. membaca firman Allah swt. dalam surat Al Anbiya ayat 60: “Mereka berkata: ‘Kami dengar ada seorang pemuda yang mencela berhala-berhala ini yang bernama Ibrahim. (Tafsir Ibnu Katsir III, halaman 183).
Idealnya, seorang pemuda harus memiliki semangat yang hebat. Mengingat fisik mereka yang masih kuat. Dalam sejarah, usia para pemuda Islam yang pertama mendapatkan pembinaan di Daarul Arqaam rata-rata sekitar 20 tahunan. Yang paling muda adalah Ali bin Abi Thalib, waktu itu usianya masih 8 tahun hampir sama dengan Az-Zubair bin Al ‘Awwam. Kemudian dalam pembinaan Rasul itu masih ada Ja’far bin Abi Thalib yang saat itu usianya 18 tahun, Usman bin ‘Affan, usia 20 tahun, Umar bin Khaththab sekitar 26 tahun dan Abu Bakar As Shidiq yang sudah berusia 37 tahun saat itu. Dan masih banyak lagi para sahabat yang semuanya masih relatif muda usia. Mereka bersemangat dalam mengikuti pembinaan Rasulullah. Aqidah Islam yang ditanamkan Rasul mampu mengubah pola pikir mereka tentang kehidupan.
Bahkan dalam sebuah riwayat dikisahkan bahwa Abdullah Ibnu Umar, yang masih berusia 13 tahun dan Al Barra’ ngotot ingin berperang bersama pasukan Rasulullah dalam perang Badar, namun oleh Rasulullah ditolak karena masih kecil. Tahun berikutnya pada perang Uhud, beliau tetap ditolak, hanya Al Barra’ yang boleh ikut. Barulah keinginannya yang tak tertahankan itu terpenuhi pada saat perang Ahzab, Rasul memasukkannya ke dalam pasukan kaum muslimin yang akan memerangi kaum musyrikin (Shahih Bukhari jilid VII, hal. 226 dan 302). Semangat seperti inilah yang saat ini sulit ditemukan dalam diri pemuda Islam. Kalau pun ada itu hanya sedikit saja yang memilikinya. Jangankan untuk berjihad, dalam menuntut ilmu saja, pemuda kita sudah bosan dan tak bersemangat. Yang muncul justeru semangat dalam tawuran dan tindak kriminal lainnya.
Seorang pemikir dari Beirut, Musthafa Al Ghalayaini berkata: “Adalah terletak di tangan para pemuda kepentingan umat ini, dan terletak di tangan pemuda juga kehidupan umat ini.” Kemudian Musthafa Kamil, pemikir dari Mesir berkomentar: “Pemuda yang bodoh, beku (tidak punya ruh jihad) untuk memajukan bangsa, matinya itu lebih baik daripada hidupnya.” Rasanya, komentar-komentar yang dilontarkan para pemikir Islam ini tak mengada-ngada. Dan bukan pula menekan para pemuda. Justeru memberikan gambaran yang jelas bahwa pemuda yang ideal adalah yang mampu menjadi pelopor dalam kemajuan bangsanya. Bukan pengekor. Yang hanya menjadi sapi perah peradaban yang rusak.
Menyikapi peran pemuda, Imam Asy Syafii mengatakan bahwa: "Sesungguhnya kehidupan pemuda itu, demi Allah hanya dengan ilmu dan takwa (memiliki ilmu dan bertakwa), karena apabila yang dua hal itu tidak ada, tidak dianggap hadir (dalam kehidupan)." Seorang pemuda harus memiliki ilmu dan ketakwaan, dan yang pasti, mereka harus menjadi kebanggaan umat. Harus menjadi teladan yang diidamkan siapa saja. Tentu saja, teladan dalam kebaikan, bukan dalam kejahatan. Sepertinya para pemuda mesti mencontoh Usamah bin Zaid yang masih muda belia, usianya 18 tahun saat diangkat menjadi panglima perang oleh Rasulullah untuk memimpin pasukan kaum muslimin dalam penyerbuan ke wilayah Syam yanag berada di bawah kekuasaan Romawi. Menakjubkan!
Tentu saja, untuk menghasilkan para pemuda pilihan seperti itu dibutuhkan pembinaan yang benar dan baik kepada para pemuda. Lingkungan keluarga wajib memberikan pengaruh yang baik bagi perkembangan kepribadian pemuda kita. Masyarakat dan negara pun perlu memberikan suasana kondusif bagi pembinaan pemuda. Memberikan pengawasan yang baik, bukan malah memberikan pengaruh buruk. Ilmu yang dibarengi dengan ketakwaan akan menjadikan para pemuda memiliki peran yang besar dalam kemajuan sebuah bangsa dan peradaban. Dan tak mustahil, akan menjadi pemuda idaman bagi umat. Wallahu'alam 


Oleh Solihin

8/18/2010 | Posted in | Read More »

Konferensi Rajab Kokohkan Tekad Perjuangan Menegakkan Syariah dan Khilafah



Jakarta,- Sekitar 1500 peserta dari Jabodetabek dan sekitarnya dari pagi hingga sore memadati Gedung Balai Pustaka untuk mengikuti Konferensi Rajab 1431 H yang bertajuk Hizbut Tahrir Menjawab (Solusi Islam untuk Krisis Indonesia dan Internasional), Ahad (25/7) di Jakarta.

Jurubicara HTI Muhammad Ismail Yusanto di sela-sela acara menyatakan HTI melalui forum ini menyerukan kepada umat Islam Indonesia umumnya dan khususnya kepada hadirin untuk mengokohkan tekad dalam tiga hal.

Pertama, menolak segala bentuk sistem sekuler baik di bidang politik, ekonomi, dan lainnya karena sistem itu bertentangan dengan prinsip keimanan kepada Allah SWT yang hakiki.

Kedua, bahu membahu berjuang dengan sungguh-sungguh dan ikhlas bagi tegaknya sistem syariah dalam bingkai khilafah karena hanya dengan itu segala sistem jahiliah akan tersingkir dan kerahmatan Islam terwujud secara nyata serta segala krisis negeri ini dan dunia akan teratasi dengan baik.

Ketiga, mengokohkan tekad untuk secara nyata terlibat dalam perjuangan dan dakwah bagi tegaknya syariah dan khilafah, sejak proses pembinaan, interaksi dengan umat hingga perjuangan politik bagi terwujudnya kehidupan Islam.

Antusias

Peserta begitu antusias mengikuti konferensi yang membahas berbagai krisis ekonomi dan politik baik dalam maupun luar negeri ini. Pekikan takbir berkali-kali menggema saat pembicara membahas solusi Islam yang ditawarkan Hizbut Tahrir untuk mengatasi semua masalah itu.

Asmuni Sholihan, salah seorang peserta, menyatakan kepuasannya mengikuti acara yang disiarkan secara langsung melalui internet (video streaming) HTI Channel ini. “Sangat bagus sekali karena dibicarakan problematika sekaligus solusinya,” ujar penterjemah buku-buku Islam yang tinggal di Jakarta Timur itu.

Sedangkan peserta lainnya, Sutarman Muchtar, menyatakan acara ini baik sekali untuk semua umat Islam khususnya di Indonesia. “Kita setuju sekali dengan penegakan syariah dalam bingkai khilafah,” ujar wakil ketua Persatuan Islam (Persis) Jakarta Barat itu.

Konferensi Rajab adalah rangkaian kegiatan yang dilakukan oleh Hizbut Tahrir sejak bulan Rajab hingga Sya’ban ini di berbagai belahan dunia dari Australia hingga Libanon untuk mengingatkan bahwa kaum Muslim wajib kembali menegakkan pemerintahan yang dirintis Rasulullah SAW dan dilanjutkan oleh para khalifah selama 1300 tahun hingga diruntuhkan oleh penghianat Mustafa Kamal pada bulan Rajab 89 tahun lalu.[] joko प्रसेत्यो

8/16/2010 | Posted in | Read More »

Jumat Pertama Ramadhan: Pasukan India Bunuhi Kaum Muslim Kashmir


Syabab.Com - Tanpa adanya Khilafah kaum kafir terus menerus membunuhi kaum Muslim. Pasukan keamanan pemerintah musyrik India telah menembaki kaum Muslim para pengunjuk rasa di Kashmir, menewaskan empat orang, termasuk remaja. Insiden terjadi pada hari Jumat, 13/08/10, ketika pasukan keamanan India menembakkan peluru dan peluru gas air mata pada pengunjuk rasa di Kashmir.

Bentrokan terjadi setelah puluhan jamaah yang menghadiri shalat Jumat dihentikan oleh pasukan India dengan alasan pembatasan keamanan yang dikenakan di wilayah tersebut.

Seorang remaja, 17 tahun, ditembak mati di distrik Kupwara, sebelah utara Srinagar Kashmir.

"Ratusan orang keluar ke jalan-jalan setelah sholat shubuh dan melakukan aksi protes anti India yang brutal," kata seorang saksi.

Para pengunjuk rasa menuduh pasukan India menembaki tanpa adanya provokasi. Pejabat polisi mengatakan puluhan lainnya terluka dalam kerusuhan.

"Beberapa orang terluka, termasuk seorang wanita berusia 60 tahun," kata seorang perwira polisi.

Jam malam telah diberlakukan untuk mencegah kerusuhan lebih lanjut di wilayah sengketa.

Kematian terbaru ini menyusul gelombang kekerasan baru-baru ini di lembah Kashmir yang dijajah India.

Setidaknya 55 orang telah kehilangan nyawa dalam bentrokan dengan pasukan India selama dua bulan terakhir. Kerusuhan terjadi sejak Juni setelah seorang pelajar remaja terbunuh oleh gas air mata.

Demikianlah, derita Muslim Kashmir belum juga berakhir. Kaum Muslim hanya membutuhkan satu kepemimpinan tulus yang akan menjaga kehormatan dan jiwa umatnya. Insya Allah, Khilafah pasti berdiri kembali! [m/prstv/syabab.com]

8/16/2010 | Posted in | Read More »

Sikap Ambigu Presiden SBY Soal “Terorisme”, Aneh!



Oleh: Harits Abu Ulya (Ketua Lajnah Siyasiah DPP-HTI)

Akhirnya Presiden Susilo Bambang Yudhoyono angkat bicara soal terorisme, sebelumnya lewat jubir presiden Julian A Pasha menyatakan bahwa presiden SBY sudah mengetahui perihal penangkapan Abu Bakar Ba’asyir melalui Kapolri di hari Senen (9/8). Plus tepisan kalau penangkapan tersebut bukan intruksi dari SBY. Kemudian saat Presiden SBY rapat kabinet di Sekretariat Negara mengingatkan kasus terorisme tidak bisa dikaitkan dengan agama maupun politik. Ia menegaskan terorisme merupakan kejahatan yang terkait dengan hukum. “Saya tak pernah membawa terorisme ke dalam arena politik, karena bukan politik. Juga tidak membawa terorisme ke arena agama, karena terorisme bukan ajaran agama,” kata SBY di Gedung Sekretariat Negara, komplek Istana Negara, Jakarta, Selasa (10/8).

Dan SBY mempercayakan kepada penegak hukum untuk menangani dengan cara tepat,profesional, akuntabel, dan dapat dijelaskan kepada publik. Bahkan menambahkan bahwa masalah ini sensitif dan sering melahirkan salah paham diantara masyarakat terhadap apa yang dilakukan penegak hukum.

Rasanya kelewat wajar kalau sebagian orang mengkritik sikap SBY, ambigu bahkan ada yang katakan lebay. Dalam kasus terorisme, masih terekam beberapa jejak sikap SBY yang ditampilkan dihadapan publik yang menunjukkan ambiguitasnya. Menjelang Pemilu Presiden di tahun 2009 silam,SBY mengomentari peristiwa bom di JW Marriott dan The Ritz Carlton, 17 Juli 2009. SBY mengatakan secara eksplisit, dirinya termasuk salah satu target incaran penembakan oleh kelompok yang ingin menggagalkan pemerintahan yang demokratis. “Berdasarkan laporan intelijen, ada upaya yang sistematis menggagalkan kelangsungan pemerintahan yang demokratis ini,” ungkap SBY merespon tragedi pengeboman di kawasan Mega Kuningan 17 Juli 2009. Hal yang sama sebelum penangkapan orang-orang yang diduga teroris dan kemudian disusul penangkapan ustad ABB, SBY juga mengeluh menyatakan dirinya menjadi sasaran kelompok teroris. “Saya dapat laporan tadi malam dari jajaran pengamanan, ada di antara anak bangsa yang punya niat tidak baik yang sekarang ada di sekitar Ciwidey,” ujarnya, Sabtu (8/8).

Di tahun 2010, tepatnya di bulan Mei presiden SBY juga mengeluarkan pernyataan terkait kasus terorisme juga. Dalam keterangan persnya di Bandara Halim Perdanakusumah, Senin (17/5/2010) sebelum bertolak ke Singapura dan Malaysia Presiden SBY menegaskan tujuan dari para teroris adalah mendirikan negara Islam. Padahal, menurut SBY, perdebatan tentang pendirian negara Islam sudah rampung dalam sejarah Indonesia. Aksi teroris juga bergeser dari target asing ke pemerintah. Ciri lain, menurut Presiden, para teroris menolak kehidupan berdemokrasi yang ada di negeri ini. Padahal, demokrasi adalah sebuah pilihan atau hasil dari sebuah reformasi. Karena itu menurut presiden keinginan mendirikan negara Islam dan sikap anti demokrasi tidak bisa diterima rakyat Indonesia.

Di satu sisi kita memang bisa menyaksikan keberanian pihak Polri luar biasa untuk menangkap kesekian kalinya ustad ABB, sebagian pihak menganggap tentu langkah ini dengan pertimbangan matang dan tidak gegabah. Terutama ketika Polri merasa memiliki bukti (data) yang meyakinkan untuk kembali menjerat ustad ABB.Dan menjadi beban moral yang sangat besar kiranya kalau kali ini mengulangi kegagalan, tidak bisa membuktikan didepan pengadilan melalui penuntut kejaksaan terbaiknya bahwa ustad ABB terbukti seperti yang disangkakan. Jika mampu untuk itu, tidak menutup kemungkinan ustad ABB akan dikenakan hukuman penjara seumur hidup atau hukuman mati. Dijangkauan pasal berlapis UU Terorisme. Yakni, pasal 14 jo pasal 7, 9, 11, dan atau pasal 11 dan atau pasal 15 jo pasal 7, 9, 11, dan atau pasal 13 huruf a, huruf b, huruf c UU No 15 Tahun 2003 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Terorisme, Ancaman maksimalnya hukuman mati.Jika ini sukses, maka bisa dipastikan pemerintah AS, Australia, Singapura dan sekutu AS lainya mengulum senyum dan memberi warning kalau tugas kontra-terorisme tidak boleh berhenti sampai disitu.

Di sisi lain yang tidak bisa di abaikan, bahwa selama ini narasi tentang terorisme datangnya dari sepihak (polri).Lebih khusus datang dari Den88, dan wabil khusus lagi di sana ada satgas anti teroris di luar “struktur” yang dikendalikan oleh Gories Mere sekalipun saat ini dia ada di BNN (Badan Narkotika Nasional).Dan di sinyalir karena persahatan Gories Mere dengan Karni Ilyas (TV One) yang menyebabkan dalam isu terorisme TV yang satu ini masuk barisan terdepan untuk news update berita.Oleh karena itu, pada konteks ini meniscayakan penanganan kasus terorisme ini diduga sarat rekayasa, seperti pada kasus-kasus besar yang menghantam institusi polri.Misalkan pada kasus rekening gendut beberapa jendral polri, century gate, markus, dan semisalnya.Maka kalau sudah seperti ini, yang salah bisa benar dan sebaliknya serta dalih tuduhanpun bisa direka-reka berdasarkan paradigma subyektif yang dimiliki polri dalam melihat kasus terorisme ini. Lebih-lebih jika kontra-terorisme adalah proyek yang berkelindan didalamnya kepentingan asing dan dijadikan ajang menunjukkan “prestasi” dan mencari dana atau langkah pengalihan isu oleh para “komprador” asing dan kelompok opurtunis lokal.

Oleh karena itu perlu kiranya SBY menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut, sekiranya betul bahwa isu terorisme adalah murni kejahatan dan masuk diranah hukum. Dan terorisme bukan persoalan politik, juga bukan masalah agama.


Pertama; kalau ada pernyataan penangkapan ustad ABB bukan intruksi SBY sebagai presiden, maka artinya ada distorsi dalam penegakan hukum. Aneh jika Presiden menyatakan terkejut dengan penangkapan ABB, padahal Densus berada di bawah kendali Polri dan Kapolri bertanggung jawab langsung kepada presiden. Jadi Densus bekerja untuk siapa?,Sementara dari tahun 2003-2009 Polri sudah menangkap lebih dari 500 orang dalam kasus terorisme. Dan dimasa pemerintahan SBY banyak orang mati sekitar 40 orang dieksekusi dengan cara “ekstra judicial killing”. Dan minim sekali suara yang berteriak untuk mengatakan ini adalah “kedzaliman” atau pelanggaran HAM. Para penggiat HAM juga setengah hati, menyikapi soal korban proyek kontra-terorisme ini.


Kedua; bukankah kontra-terorisme telah SBY adopsi menjadi salah satu prioritas 100 hari kerja pemerintahannya? Diupayakan lahirnya blueprint penanganan secara koprehensif, yang terbaru dengan dibentuknya BNPT(Badan Nasional Penanggulangan Terorisme) melalui Peraturan Presiden no 46 tahun 2010 yang SBY tanda tangani 16 Juli lalu. Sekaligus ini bukti implementasi komitmen SBY yang pernah dibicarakan bersama Obama presiden AS tentang terorisme. Kalau sudah seperti ini, apakah sebagai presiden tidak tahu menahu bagaimana langkah demi langkah, tahapan demi tahapan yang akan dioperasikan institusi terkait yang notabene-nya semua dibawah kendali presiden? Bahkan kita yakin, target-target antara dan puncak target dari proyek kontra-terorisme SBY juga mengetahui. J ika tidak, maka SBY itu presiden atau anak buah siapa?

Ketiga; jika presiden SBY menyatakan kasus terorisme tidak ada relevansinya dengan persoalan politik atau tidak akan menggeret ke ranah politik. Lantas, kenapa juga membicarakan tentang motif “negara Islam” dan terancamnya “demokrasi” dalam konteks ini? Kelompok yang dicap teroris hendak mendirikan negara Islam, dan SBY sendiri memberikan prespektifnya bahwa wacana negara Islam bagi Indonesia sudah menjadi sejarah masa lalu? Begitu juga, tentang ancaman kelompok tersebut terhadap kelangsungan demokrasi, atau di sesi lain SBY menempatkan dirinya sebagai obyek yang terancam dan pernah mengkaitkan kelompok terorisme terhadap kelangsungan pemilu di tahun 2009. Ambigu bukan?atau mungkin ada tafsiran lain tentang politik versi presiden SBY?


Keempat; kalau SBY menjelaskan kasus ini adalah kejahatan dan tidak terkait dengan agama.Maka ada pertanyaan penting, kenapa SBY tidak pernah menegur insan media yang sedemikian rupa membangun opini dan persepsi masyarakat secara kontinyu dan simultan yang menstigmatisasi Islam dengan teroris? Contoh terbaru Upaya membangun stigma negatif terhadap Islam. Salah satunya tampak dari pemberitaan detik.com dengan judul : Penggerebekan Teroris di Bandung, Ditemukan Lembaran Kertas Arab Gundul Soal Hijrah dan Jihad. Detik.com (8/8) melaporkan dalam mobil milik Fahri, yang ditangkap Densus 88 karena diduga teroris, ditemukan ceceran kertas berisi tulisan arab gundul, antara lain soal kumpulan fatwa Ibnu Taimiyyah soal jihad, hijrah, dan dakwah. Lebih lanjut dilaporkan, ceceran kertas itu ada yang berupa tulisan tangan dan berupa print out, dengan beragam ukuran. Semua berisi tulisan arab gundul. Terdapat empat lembar kertas print out arab gundul merupakan kumpulan fatwa Ibnu Taimiyyah soal jihad, hijrah, dan dakwah.Hal ini merupakan upaya membangun citra negatif terhadap syariah Islam. Contoh lain, mantan PM Inggris Tony Blair, di hadapan Konggres Partai Buruh pernah menyatakan Islam sebagai ideologi iblis (BBC News, 16 Juli 2005) dengan ciri-ciri : (1) ingin mengeliminasi Israel ; (2) menjadikan syariat Islam sebagai sumber hukum ; (3) menegakkan khilafah ; (4) bertentang dengan nilai-nilai liberal.Hal senada direkomendasikan Cheryl Benard. Usulannya ada beberapa ide yang harus terus menerus diangkat untuk menjelekkan citra Islam : prihal demokrasi dan HAM, poligami, sanksi kriminal, keadilan Islam, minoritas, pakaian wanita, dan kebolehan suami untuk memukul istri. (Civil democratic Islam, partners , resources, and strategies, the Rand Corporation )

Dan apakah presiden SBY tidak pernah merasa adanya fakta pengkambing hitaman Islam dan kaum muslimin dalam persoalan ini? seharusnya SBY sadar, betapa umat Islam di Indonesia nyaris tidak bisa memberikan pembelaan, bahkan menerima kekalahan (apologis) dengan istilah teroris itu yang identik dengan; orang berjenggot, celana cingkrang, gamis, cadar, jidat hitam, orang yang sering aktif kemasjid, pengajian-pengajian kecil (usroh/halqoh/liqo’), pesantren, atau aktifis yang mengusung penegakkan syariat dalam koridor negara, atau ketika menempatkan AS adalah musuh Islam.Ini peran media, jelas-jelas mengkaitkan agama dengan isu teroris.Lebih jauh, kalau mau jujur, bukankah ketika pihak penegak hukum dan lebih khusus Den88 atau satgas anti teror lainya ketika melakukan pemetaan (maping) tentang ancaman baik dalam kontek global atau lokal (Indonesia) maka kesimpulanya adalah Islam sebagai ancaman?lebih spesifik Islam Ideologis, atau gerakan-gerakan dan kelompok-kelompok yang mengusung Islam sebagai ideologi. Lantas bagaimana bisa SBY mengatakan bahwa perkara terorisme tidak terkait agama? Sangat aneh bukan?


Kelima; di institusi yang terkait dengan proyek kontra-terorisme dibawah kementerian PolHukam terlihat paradigma yang dibangun ketika berbicara tentang terorisme selalu dikaitkan dengan pemahaman agama yang di anggap radikal dan fundamentalis. Karenanya perlu langkah-lengkah de-radikalisasi dengan beberapa strategi yang softh. Misalkan dengan mengarusutamakan tokoh-tokoh Islam moderat, menggalakkan interfaith dialog (dialog antar iman), diterbitkannya buku-buku yang moderat dan merubah kurikulum pesantren atau sekolah, masih banyak strategi lainya yang semuanya dianggap bisa mempertahankan format Indonesia yang pluralis, liberal, demokratis yang berdiri diatas ideologi kapitalis-sekuler. Maka bagaimana SBY menjelaskan ini semua? Rakyat semua ingat, sikap yang ditampilkan SBY dihadapan publik selama ini adalah mengedepankan dialog dalam menyelesaikan persoalan lantas bagaimana dengan persoalan teroris? Beranikah SBY dialog dan debat terbuka dengan kelompok-kelompok yang di cap radikal dan fundamentalis untuk bicara problem kenegaraan dan politik secara fair dalam rangka mencari solusi terbaik untuk Indonesia? Sehingga SBY dan jajaran dibawahnya tidak selalu su’udzan dengan apa yang diperjuangkan oleh kelompok tersebut.

Sekali lagi, wajar kalau akhirnya presiden SBY dianggap sangat ambigu dalam kasus “terorisme” ini atau bahkan terkesan mau “cuci tangan”. Semoga semua pemimpin institusi yang terlibat proyek kontra-terorisme itu kalau mereka orang muslim, maka masih tersisa iman dan Islamnya, hingga sadar tidak ada satupun perkataan yang keluar dari mulut mereka kecuali ada dua Malaikat yang mencatatnya dan hisab Allah SWT adalah seadil-adil hisab.umat Islam Indonesia butuh pemimpin yang bisa melindungi agama dan harga dirinya,dan bukan sebaliknya; pemimpin yang jadi “hamba” dari penguasa negara-negara kafir imperialis dan mendzalimi umatnya. Wallahu a’lam bisshowab.[]

8/16/2010 | Posted in | Read More »

Jadi Partai Terbuka, Kini PKS Dukung Wanita Nyalon Walikota


Tangerang Selatan (voa-islam.com) -Setelah resmi mengumumkan sebagai partai terbuka, kini Partai Keadilan Sejahtera (PKS) secara resmi memberikan dukungan kepada Airin Rachmi Diany dalam pencalonan sebagai Wali Kota dalam Pemilihan Kepala Daerah Tangerang Selatan, Banten.

Dukungan yang diberikan oleh PKS terhadap Airin Rachmi Diany merupakan yang pertama kali terjadi, dimana PKS memberikan dukungan kepada wanita untuk maju dalam Pilkada. Menurut Ketua DPD PKS Kota Tangeran Selatan, keputusan ini telah mendapatkan persetujuan dari Dewan Syariah Pusat PKS.

..."Keputusan PKS untuk mengusung wanita sebagai pemimpin sudah dapat persetujuan dari Dewan Syariah Pusat PKS" kata Ruhamaben...

"Keputusan PKS untuk mengusung wanita sebagai pemimpin sudah dapat persetujuan dari Dewan Syariah Pusat PKS. Jadi, itu yang menjadi pegangan kita untuk mengusung Airin sebagai bakal calon wali kota Tangerang Selatan," kata Ruhamaben usai acara deklarasi pasangan Airin-Benyamin Davnie di gedung Puspiptek Serpong.

Selain itu pengusungan terhadap Airin, hanya bersifat ditingkat daerah dan bukan nasional, sehingga hal itu bukan masalah bagi PKS. "Jadi kita tidak akan mendukung wanita menjadi pemimpin nasional," ucap Ruhamaben. Dirinya juga menambahkan PKS sebelumnya telah melakukan penjaringan internal dan eksternal untuk maju dalam Pilkada Tangerang Selatan.

Dari hasil penjaringan tersebut nama Airin yang menguat dan lebih dikenal masyarakat sehingga hal ini juga yang menjadi alasan PKS untuk mendukung Airin. "Airin memang bukan kader dari PKS, tetapi kita melihat Airin sudah dikenal publik. Jadi, dukungan publik yang akan memilih Airin lebih besar," paparnya.

Selain menurut Ketua DPD PKS ini telah membuat kontrak politik dengan Airin, jika nanti dirinya terpilih menjadi wali kota akan menciptakan pemerintahan yang bersih, peningkatan pelayanan publik dan memajukan bidang pendidikan serta mendukung dakwah Islam yang digalakkan PKS di Tangerang Selatan. Selain didukung PKS, delapan Parpol yakni Partai Demokrat, PKS, Golkar, PDI-P, PKB, PDS, PKPI, PPDI, juga mendukung adik ipar dari Gubernur Banten, Ratu Atut Chosiyah ini. (Ibnudzar/inh)

8/16/2010 | Posted in | Read More »

FOTO: Seruan Khilafah Menggema dari Masjid Al-Aqsa di Jumat Pertama Ramadhan, 130.000 Jamaah Tumpah Ruah


Syabab.Com - Subhanallah, jumat pertama Ramadhan telah dijadikan sarana dakwah penegakkan Khilafah oleh Hizbut Tahrir di Masjid Al-Aqsa, Baitul Maqdis, Palestina. Sekalipun dalam tekanan penjajah Israel, sekitar 130.000 kaum Muslim, baik tua maupun wanita yang dapat masuk ke Masjid Al-Aqsa dari Tepi Barat tumpah ruah di Kompleks Masjid Al-Aqsa tersebut.

Tampak, panji-panji Rasulullah berkibar di sekeliling komplek Masjid Al-Aqsa. Sebuah spanduk besar pun terpasang sebagai sebuah seruan dari Masjid Al-Aqsa. "Al-Khilafah, Menegakkan Agama dan Menyatukan Kaum Muslim", demikian isi spanduk besar yang terpampang di gerbang antara Masjid Al-Aqsa dan Kubah Shakhrah.

Seruan Khilafah pun digelorakan baik di dalam Masjid maupun di halaman masjid. Seorang Syeikh memberikan pengajaran kepada kerumunan jamaah tentang Khilafah dan pentingnya penegakkan Khilafah sebagai kewajiban atas kaum Muslim menegakkannya. Khilafah pula yang dapat membebaskan Al-Aqsa dari cengkraman penjajah Israel.

Di awal-awal Ramadhan ini, kaum Muslim memenuhi kompleks Masjid Al-Aqsa lebih besar dalam sholat fajar dan sholat tarawih kemarin. Puluhan ribu jamaah memenuhi koridor Masjid Al-Aqsa.

Beberapa gerbang Masjid Al-Aqsa terjadi bentrokan antara para pemuda yang hendak memasuki Masjid dengan pasukan pendudukan yang mencegah mereka untuk memasuki area Masjid Al-Aqsa.

Teroris Israel telah menerapkan pembatasan bagi mereka yang berusia kurang dari 50 tahun untuk memasuki tempat suci ketiga bagi umat Islam ini.

Pihak polisi Israel menyatakan, jamaah yang boleh masuk ke kompleks masjid hanya jamaah lelaki yang usianya di atas 50 tahun dan jamaah perempuan yang usianya di atas 45 tahun.

Demikianlah, semua ini hanya mengingatkan kita pada sabda Nabi Muhammad Saw., "Akan senantiasa ada sekelompok orang dari umatku yang selalu menegakkan kebenaran dan mampu mengalahkan musuh-musuh mereka. Tidak memadaratkan mereka orang-orang yang menentang mereka, kecuali sekadar kesulitan hidup yang akan menimpa mereka, sampai datang kepada mereka keputusan Allah (Hari Kiamat), sementara mereka tetap dalam keadaan demikian.”

Para sahabat bertanya, ”Ya Rasulullah, di manakah mereka berada?” Rasulullah saw. menjawab, “Mereka berada di Baitul Maqdis (al-Quds) dan di sekitar Baitul Maqdis.” (HR. Ahmad dan ath-Thabrani)

Semoga seruan Khilafah ini didengar oleh kaum Muslim di seluruh dunia, dan kaum Muslim bergerak untuk menegakkan Khilafah sebagai pemersatu umat. Pada saat itulah, Khilafah akan membebaskan Al-Quds dan negeri-negeri Muslim lainnya dari cengkraman penjajah. Insya Allah, tak akan lama lagi! [m/f/arabbab/syabab.com]

8/16/2010 | Posted in | Read More »

Format Acara Bulan Ramadhan

Nama kegiatan : Jambore Ramadhan

Pelaksana : DKR, Ambalan, Kampus atau yang memungkinkan lebih legal dan kuat

Format Kegiatan : Mabit, diisi dengan kegiatan keislaman meningkatkan pemahaman keislaman anggota pramuka (Tadarus, tahsin quran, blajar bahasa arab, Blajar tajwid, menambah pemahaman keislaman dengan materi Basic Islamic Leadership Training, Olah raga dan games menarik)

Tujuan : mendekatkan diri kepada allah di bulan ramadhan, meningkatkan kualitas sebagai seorang muslim dan menyadarkan kewajiban anggota pramuka sebagai seorang muslim.

Target Peserta : seluruh penegak pramuka Rimbo ulu dan Rimbo Bujang terutama pengurus ambalan pramuka.(50 Peserta)

Tempat : masjid alhuda, aula kecamatan rimbo ulu, Masjid SMA 5

Waktu : 4-5 September 2010

Pengisi : di sesuaikan dengan bidangnya (BILT saudara Agus Nuryanto)

Followup acara : 1.) Peserta memiliki Keinginan kuat untuk mengkaji islam dan mau mengkaji islam secara intensif setiam minggu 2).halal bi halal Pramuka Tebo 2010

Pengisi : - Kamabiran Rimbo Ulu / Rimbo Bujang disesuaikan Tempat

- Andalan Ranting (witentireli, hartoto, supiyanto, Rohadi)

- Anggota DKR yang berkompeten

- Anggota pramuka yang berkompeten

=====================================================

Proposal

Latar belakang

Hendaklah ada diantara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebaikan (Islam), menyuruh kepada yang makruf dan mencegah dari yang mungkar” (Qs. Alimran [3]:104)

Bulan Ramadhan adalah bulan yang penuh berkah dimana amalan-amalan ibadah di ganjar dengan fahala berkalilipat dibanding dengan bulan-bulan biasa. Setidaknya bulan yang penuh rahmat ini dijadikan sebagai moment untuk mendekatkan diri kepada allah dan melakukan kegiatan-kegiatan yang akan menambah semangat dalam ibadah.

Banyaknya aktivitas kaum muslimin yang sesungguhnya melenakan dirinya akan kewajiban untuk menuntut ilmu adalah nyata disekitar kita. Berdasarkan ayat diatas, menyampaikan kebaikan secara berjamaah setidaknya waktu yang digunakan untuk menyampaikan kebaikan lebih efektif dan efisien.

PRAMUKA sebagai wadah kegiatan yang mengandung nilai-nilai positif setidaknya ikut berperan aktif dalam gerakan menyadarkan kaum muslimin agar dekat dengan islam dan menyampaikan kebaikkan (amal makruf dahil mungkar) sebagai kewajiban utama dan bukan menjadikan kegiatan-kegiatan yang tidak bermanfaat bagi ummat seperti pada umumnya.

Menjadi Anggota PRAMUKA yang berjiwa kepemimpinan islam cerdas dan ideologis adalah pemuda dambaan ummat, yang akan mengubah sistem kehidupan menjadi lebih baik dan diridhai Allah Subhanahu Wata Ala. Karena hanya dengan islamlah ummat ini akan bangkit dan dengan islamlah sejatinya kemerdekaan yang hakiki akan terwujud.

JAMBORE RAMADHAN yang mengambil tema “Membentuk Pemuda Berkepemimpinan Islam Ideologis” merupakan serangkaian acara yang dilatarbelakangi oleh kondisi pemuda Rimbo Bujang yang semakin jauh dari islam serta hilangnya kebanggan sebagai seorang muslim khususnya anggota PRAMUKA.

Nama Kegiatan

Kegiatan ini diberi nama JAMBORE Ramadhan 2010

Tema kegiatan

Kegiatan ini mengambil tema:

Membentuk Pemuda Berkepemimpinan Islam Ideologis”

Tujuan Kegiatan

Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk membentuk kesadaran dan pemahaman anggota PRAMUKA agar menjadikan islam sebagai standar dalam berfikir dan bertindak serta menghadirkan kebanggaan yang luar biasa sebagai seorang muslim

Bentuk kegiatan

Bentuk kegiatan ini adalah bermalam dan disertai kegiatan keislaman seperti kajian keislaman, tadarus, Games dan olahraga menarik, solat berjamaah dan diakhiri dengan training motivasi

Sasaran kegiatan

Sasaran kegitan ini adalah :

ü Anggota Pramuka Ambalam Rimbo Bujang dan Rimbo Ulu

ü Pengurus OSIS Rimbo Bujang dan Rimbo Ulu

ü Pengurus PMR Rimbo Bujang dan Rimbo Ulu

ü Pengurus ROHIS Rimbo Bujang dan Rimbo Ulu

Pelaksana Kegiatan

Kegiatan ini insyaallah akan dilaksanakan pada :

Hari, Tanggal : Senin-Selasa, 6-7 September 2010-08-13

Tempat : Ambalan SMA 5 Kabupaten Tebo/ Masjid Alhuda Rimbo Bujang

Pelaksana Kegiatan

Pelaksana Kegiatan ini adalah Dewan Kerja Ambalan Bekerjasama dengan Ambalan SMA 5 Tebo

Pembicara dari Kegiatan ini adalah:

Keynote Speaker : Kamabiran Rimbo Ulu

Pengisi Materi 1 “ Bannga Menjadi Seorang Muslim” : Bpk. Supianto Rakib *

Pengisi Materi 2 “Anggota Pramuka Ga’ Ngaji Ga’ Gaul” : Bpk. Hartoto *

Pengisi materi 3 “Menjadi Manusia Berahklaq Mulia” : Ibu Witentireli *

Pengisi kegiatan keislaman “Tadarus dan berjamaah” : Kak Rohadi

Pengisi Kegiatan Games dan Olah Raga Menarik : Kak Prayitno Purba

Pengisi Training Basic Islamic Leadership Training : Kak Agus Nuryanto

Susunan Panitia

Pelindung : Allah Swt

Pembina : Kamabiran

Penanggungjawab : Ketua Kwartir Ranting Rimbo Ulu

Panitia Pengarah : Witentireli M.Pd

Supianto Rakib

Ketua Pelaksana : Rohadi

Sekretaris : Prayitno Purba

Bendahara : Nurfaizin

Sie Pubdekdok : Heri

Sie Dana : Budi Santoso

Sie Logistik : Andi Saputra

Sie Konsumsi : Andra

Anggaran Dana

Kesekretariatan Rp 100.000,00

Name Tag Peserta Rp 150.000,00

Perbanyakan Materi Rp 150.000,00

Souvenir Pembicara Rp 250.000,00

Door Prize Peserta Rp 150.000,00

Publikasi

Spanduk luar Rp 100.000,00

Publikasi Tempel Rp 100.000,00

Logistik dan Traspost

Sewa Gedung dan Sound Rp 250.000,00

Transportasi Rp 200.000,00

Konsumsi

Snack Peserta Rp 100.000,00

Nasi Kotak Rp 300.000,00

---------------------------------------------------------------------------------- +

Total Pengeluaran Rp 1.600.000,00

Dana Masuk

Kas Kakwaran Rp 500.000,00

Kas Ambalan Rp 300.000,00

Donatur Tidak mengikat Rp 300.000,00

Dana Usaha Kreatif RP 100.000,00

Dana instansi Pemerintahan Rp 200.000,00

Dana Sponsor Rp 200.000,00

--------------------------------------------------------------------------------- +

Total Pemasukan Rp 1.600.000,00

8/14/2010 | Posted in | Read More »

"Dan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami dan menyombongkan diri terhadapnya, mereka itu penghuni-penghuni neraka. Mereka kekal di dalamnya." (QS Al A'raaf [7] : 36).
Bila Al Qur'an bisa bicara!
Waktu engkau masih kanak-kanak, kau laksana kawan sejatiku. Dengan wudu' aku kau sentuh dalam keadaan suci. Aku kau pegang, kau junjung dan kau pelajari. Aku engkau baca dengan suara lirih ataupun keras setiap hari. Setelah usai engkaupun selalu menciumku mesra.
Sekarang engkau telah dewasa...
Nampaknya kau sudah tak berminat lagi padaku...
Apakah aku bacaan usang yang tinggal sejarah...
Menurutmu barangkali aku bacaan yang tidak menambah pengetahuanmu. Atau menurutmu aku hanya untuk anak kecil yang belajar mengaji saja?


Sekarang aku engkau simpan rapi sekali hingga kadang engkau lupa dimana menyimpannya. Aku sudah engkau anggap hanya sebagai perhiasan rumahmu. Kadang kala aku dijadikan mas kawin agar engkau dianggap bertaqwa. Atau aku kau buat penangkal untuk menakuti hantu dan syetan. Kini aku lebih banyak tersingkir, dibiarkan dalam kesendirian dalam kesepian. Di atas lemari, di dalam laci, aku engkau pendamkan.

Dulu...pagi-pagi...surah-surah yang ada padaku engkau baca beberapa halaman. Sore harinya aku kau baca beramai-ramai bersama temanmu di surau. Sekarang... pagi-pagi sambil minum kopi...engkau baca Koran pagi atau nonton berita TV. Waktu senggang..engkau sempatkan membaca buku karangan manusia. Sedangkan aku yang berisi ayat-ayat yang datang dari Allah Yang Maha Perkasa, Engkau campakkan, engkau abaikan dan engkau lupakan...

Waktu berangkat kerjapun kadang engkau lupa baca pembuka surah2ku (Basmalah). Di perjalanan engkau lebih asyik menikmati musik duniawi. Tidak ada kaset yang berisi ayat Alloh yang terdapat padaku di laci mobilmu. Sepanjang perjalanan radiomu selalu tertuju ke stasiun radio favoritmu. Aku tahu kalau itu bukan Stasiun Radio yang senantiasa melantunkan ayatku.

Di meja kerjamu tidak ada aku untuk kau baca sebelum kau mulai kerja. Di Komputermu pun kau putar musik favoritmu. Jarang sekali engkau putar ayat-ayatku melantun E-mail temanmu yang ada ayat-ayatkupun kadang kau abaikan. Engkau terlalu sibuk dengan urusan duniamu.

Benarlah dugaanku bahwa engkau kini sudah benar-benar melupakanku. Bila malam tiba engkau tahan nongkrong berjam-jam di depan TV. Menonton pertandingan Liga Italia , musik atau Film dan Sinetron laga. Di depan komputer berjam-jam engkau betah duduk Hanya sekedar
membaca berita murahan dan gambar sampah.

Waktupun cepat berlalu...aku menjadi semakin kusam dalam lemari. Mengumpul debu dilapisi abu dan mungkin dimakan kutu. Seingatku hanya awal Ramadhan engkau membacaku kembali. Itupun hanya beberapa lembar dariku. Dengan suara dan lafadz yang tidak semerdu dulu. Engkaupun kini terbata-bata dan kurang lancar lagi setiap membacaku.

Apakah Koran, TV, radio , komputer, dapat memberimu pertolongan? Bila engkau di kubur sendirian menunggu sampai kiamat tiba...... Engkau akan diperiksa oleh para malaikat suruhanNya. Hanya dengan ayat-ayat Allah yang ada padaku engkau dapat selamat melaluinya.

Sekarang engkau begitu enteng membuang waktumu... Setiap saat berlalu...kuranglah jatah umurmu... Dan akhirnya kubur senantiasa menunggu kedatanganmu. Engkau bisa kembali kepada Tuhanmu sewaktu-waktu. Apabila malaikat maut mengetuk pintu rumahmu.

Bila aku engkau baca selalu dan engkau hayati... Di kuburmu nanti.... Aku akan datang sebagai pemuda gagah nan tampan. Yang akan membantu engkau membela diri. Bukan koran yang engkau baca yang akan membantumu dari perjalanan di alam akhirat. Tapi Akulah "Qur'an" kitab sucimu. Yang senantiasa setia menemani dan melindungimu

Peganglah aku lagi . .. bacalah kembali aku setiap hari Karena ayat-ayat yang ada padaku adalah ayat suci. Yang berasal dari Alloh, Tuhan Yang Maha Mengetahui. Yang disampaikan oleh Jibril
kepada Muhammad Rasulullah.

Keluarkanlah segera aku dari lemari atau lacimu... Jangan lupa bawa kaset yang ada ayatku dalam laci mobilmu. Letakkan aku selalu di depan meja kerjamu Agar engkau senantiasa mengingat Tuhanmu.

Sentuhilah aku kembali...
Baca dan pelajari lagi aku....
Setiap datangnya pagi dan sore hari
Seperti dulu....dulu sekali...
Waktu engkau masih kecil , lugu dan polos...
Di surau kecil kampungmu yang damai
Jangan biarkan aku sendiri....
Dalam bisu dan sepi....

"Utamakan SELAMAT dan SEHAT untuk duniamu,
Utamakan SHOLAT dan ZAKAT untuk akhiratmu"

4/26/2010 | Posted in | Read More »

Blog Archive

Recently Commented

Recently Added