MOST RECENT

|

Idealnya Seorang Pemuda


Ibnu Abbas r.a. berkata: “Tidak ada seorang Nabi pun yang diutus Allah, melainkan ia (dipilih) dari kalangan pemuda saja (yakni antara 30 - 40 tahun). Begitu pula tidak ada seorang ‘alim pun yang diberi ilmu, melainkan ia (hanya) dari kalangan pemuda saja. Kemudian Ibnu Abbas r.a. membaca firman Allah swt. dalam surat Al Anbiya ayat 60: “Mereka berkata: ‘Kami dengar ada seorang pemuda yang mencela berhala-berhala ini yang bernama Ibrahim. (Tafsir Ibnu Katsir III, halaman 183).
Idealnya, seorang pemuda harus memiliki semangat yang hebat. Mengingat fisik mereka yang masih kuat. Dalam sejarah, usia para pemuda Islam yang pertama mendapatkan pembinaan di Daarul Arqaam rata-rata sekitar 20 tahunan. Yang paling muda adalah Ali bin Abi Thalib, waktu itu usianya masih 8 tahun hampir sama dengan Az-Zubair bin Al ‘Awwam. Kemudian dalam pembinaan Rasul itu masih ada Ja’far bin Abi Thalib yang saat itu usianya 18 tahun, Usman bin ‘Affan, usia 20 tahun, Umar bin Khaththab sekitar 26 tahun dan Abu Bakar As Shidiq yang sudah berusia 37 tahun saat itu. Dan masih banyak lagi para sahabat yang semuanya masih relatif muda usia. Mereka bersemangat dalam mengikuti pembinaan Rasulullah. Aqidah Islam yang ditanamkan Rasul mampu mengubah pola pikir mereka tentang kehidupan.
Bahkan dalam sebuah riwayat dikisahkan bahwa Abdullah Ibnu Umar, yang masih berusia 13 tahun dan Al Barra’ ngotot ingin berperang bersama pasukan Rasulullah dalam perang Badar, namun oleh Rasulullah ditolak karena masih kecil. Tahun berikutnya pada perang Uhud, beliau tetap ditolak, hanya Al Barra’ yang boleh ikut. Barulah keinginannya yang tak tertahankan itu terpenuhi pada saat perang Ahzab, Rasul memasukkannya ke dalam pasukan kaum muslimin yang akan memerangi kaum musyrikin (Shahih Bukhari jilid VII, hal. 226 dan 302). Semangat seperti inilah yang saat ini sulit ditemukan dalam diri pemuda Islam. Kalau pun ada itu hanya sedikit saja yang memilikinya. Jangankan untuk berjihad, dalam menuntut ilmu saja, pemuda kita sudah bosan dan tak bersemangat. Yang muncul justeru semangat dalam tawuran dan tindak kriminal lainnya.
Seorang pemikir dari Beirut, Musthafa Al Ghalayaini berkata: “Adalah terletak di tangan para pemuda kepentingan umat ini, dan terletak di tangan pemuda juga kehidupan umat ini.” Kemudian Musthafa Kamil, pemikir dari Mesir berkomentar: “Pemuda yang bodoh, beku (tidak punya ruh jihad) untuk memajukan bangsa, matinya itu lebih baik daripada hidupnya.” Rasanya, komentar-komentar yang dilontarkan para pemikir Islam ini tak mengada-ngada. Dan bukan pula menekan para pemuda. Justeru memberikan gambaran yang jelas bahwa pemuda yang ideal adalah yang mampu menjadi pelopor dalam kemajuan bangsanya. Bukan pengekor. Yang hanya menjadi sapi perah peradaban yang rusak.
Menyikapi peran pemuda, Imam Asy Syafii mengatakan bahwa: "Sesungguhnya kehidupan pemuda itu, demi Allah hanya dengan ilmu dan takwa (memiliki ilmu dan bertakwa), karena apabila yang dua hal itu tidak ada, tidak dianggap hadir (dalam kehidupan)." Seorang pemuda harus memiliki ilmu dan ketakwaan, dan yang pasti, mereka harus menjadi kebanggaan umat. Harus menjadi teladan yang diidamkan siapa saja. Tentu saja, teladan dalam kebaikan, bukan dalam kejahatan. Sepertinya para pemuda mesti mencontoh Usamah bin Zaid yang masih muda belia, usianya 18 tahun saat diangkat menjadi panglima perang oleh Rasulullah untuk memimpin pasukan kaum muslimin dalam penyerbuan ke wilayah Syam yanag berada di bawah kekuasaan Romawi. Menakjubkan!
Tentu saja, untuk menghasilkan para pemuda pilihan seperti itu dibutuhkan pembinaan yang benar dan baik kepada para pemuda. Lingkungan keluarga wajib memberikan pengaruh yang baik bagi perkembangan kepribadian pemuda kita. Masyarakat dan negara pun perlu memberikan suasana kondusif bagi pembinaan pemuda. Memberikan pengawasan yang baik, bukan malah memberikan pengaruh buruk. Ilmu yang dibarengi dengan ketakwaan akan menjadikan para pemuda memiliki peran yang besar dalam kemajuan sebuah bangsa dan peradaban. Dan tak mustahil, akan menjadi pemuda idaman bagi umat. Wallahu'alam 


Oleh Solihin

Posted by Agus Nuryanto on 8/18/2010. Filed under . You can follow any responses to this entry through the RSS 2.0. Feel free to leave a response

0 Komentar for "Idealnya Seorang Pemuda"

Leave a reply

Blog Archive

Recently Commented

Recently Added